BEKASI – Corona Virus Deases (Covid)-19, tidak hanya berdampak pada kesehatan, tatanan kehidupan masyarakat dan perekonomian. Namun, berdampak juga pada sektor pertanian
Seperti halnya yang dialami para petani timun suri yang ada di Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Berharap mendapatkan untung besar dalam setiap bulan suci Ramadhan, dari hasil menjual timun suri. Kini para petani timun suri terpaksa harus gigit jari.
Pasalnya, hasil panen timun suri dalam 2 tahun belakangan ini omzetnya menurun drastis. Biasanya para petani mampu menjual 5-10 ton timun suri, kini hanya mampu menjual 5-7 kwintal saja.
“Omset menurun drastis, biasanya sebelum puasa banyak pesanan dari jakarta. Tapi sekarang pesanan berkurang bahkan turun drastis,” kata Siman, salah seorang petani timun suri, Kamis (15/4/2021).
“Sebelum ada corona, minat pembeli dari luar daerah lumayan banyak. Bisa mencapai 10 ton,” sambung Siman.
Ia mengungkapkan, sebelum ada covid harga jual timun suri Rp.15.000,- sampai Rp.20.000,- perkilonya, kini untuk mencapai harga sebesar itu terlalu sulit, sebab masyarakat enggan untuk membelinya.
“Bukan hanya timun suri saja, harga jual Labu Parang dan Sirsak juga merosot tajam,” ungkapnya.
Agar nilai jual timun suri,labu parang dan sirsak tetap normal seperti sediakala, Siman dan para petani timun suri lainnya hanya berharap Covid-19 cepat berlalu.
“Kami cuma berharap kondisi bisa normal kembali. Dan kami juga berharap sama Pemda Bekasi khususnya dinas terkait, bisa membantu memasarkan hasil panen kami,” pungkasnya. (jae)