BEKASI,radarberingin.net – Kepala Sekolah SMK Karya Pembaharuan, Ahmad Tetuqo Taqiyudin, mengklarifikasi bahwa sekolah yang dipimpinnya itu tidak ada rencana melakukan study tour ke Bali.
Hal itu disampaikannya usai dirinya dipanggil ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan III, Propinsi Jawa Barat menyusul adanya keluhan salah satu orang tua murid ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat berkunjung ke Kabupaten Bekasi, yang mengaku keberatan soal adanya rencana study tour ke Bali yang anggarannya cukup besar.
“Ini yang perlu diluruskan, sepanjang berdirinya SMK Karya Pembaharuan, tidak pernah ada study tour. Tapi perpisahan usai pelaksanaan Ujian Nasional dan kelulusan,” kata Ahmad Tetuqo Taqiyudin kepada awak media, Jum’at(25/4/2025).
Pria yang akrab disapa Atet itu juga membantah, soal adanya besaran dana yang dibutuhkan mencapai Rp.6 juta rupiah persiswa.
Dikatakannya, bahwa besaran dana perpisahan itu hanya sebesar Rp.3,6 juta rupiah, itupun sudah termasuk penginapan dan konsumsi para siswa.
Bahkan, biaya untuk kegiatan itu sebelumnya sudah disepakati sejak penerimaan siswa baru. Dan biaya itu dimasukkan dalam uang bulanan sebesar Rp. 300 ribu.
“Perinciannya, SPP Rp.150 ribu, Tabungan Rp.50 ribu dan uang perpisahan Rp.100 ribu,” jelasnya.
Usai memberi klarifikasi ke KCD III, pihaknya memutuskan untuk membatalkan acara perpisahan tersebut, dan mengembalikan uang yang terkumpul kepada 179 siswa yang akan lulus pada tahun ini.(TRI)